warung informasi Akuntasi

welcome to warung informasi akuntasi febri elbi saputra
dapatkan info seputar akuntansi dan berbagai akun menarik lainnya

Senin, 27 Juni 2011

Pengertian Akuntansi

Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.

Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

Jurnal Penutup

Akun pendapatan dan beban merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka untuk menghitung laba/rugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo laba/rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal, sehingga akun sementara itu bersaldo nol.
Begitu juga dengan akun prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk menampung (mencatat) penarikan modal selama satu periode akuntansi. Saldo prive ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal.;
Proses pemindahan akun sementara ke akun modal dicatat dalam jurnal umum yang disebut dengan jurnal penutup. Setelah selesai jurnal penutup kemudian diposting (dipindahbukukan) ke dalam buku besar yang sesuai. Sehingga akun buku besar nominal akan benar-benar bersaldo nol.
Dapatkah Anda mengambil kesimpulan dari uraian di atas?
Jadi jurnal penutup adalah pencatatan pemindahan saldo akun nominal (sementara) berupa pendapatan dan beban ke akun modal melalui ikhtisar laba/rugi, serta pemindahan saldo akun prive ke akun modal.
Dengan demikian fungsi jurnal penutup adalah:
a. Menghitung jumlah laba/rugi dari akun pendapatan dan beban.
b. Memindahkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya.
c. Menghitung modal akhir periode.
Akun mana saja yang perlu ditutup?
Sebagaimana yang telah Anda ketahui sebelumnya bahwa ada beberapa akun yang biasanya perlu ditutup pada akhir periode, yaitu:
a. Akun pendapatan.
b. Akun beban.
c. Akun ikhtisar laba/rugi atau saldo laba/saldo rugi.
d. Akun prive.
Contohnya:
a.
Akun Pendapatan (bersaldo kredit)
Bila ditutup ke akun Ikhtisar Laba/Rugi, maka akun Pendapatan dicatat sebagai berikut:

Pendapatan xxxx


Ikhtisar Laba/Rugi
xxxx
b.
Akun Beban (bersaldo debet)
Bila ditutup ke akun Ikhtisar Laba/Rugi, maka dicatat sebagai berikut:

Ikhtisar Laba/Rugi xxxx


Beban
xxxx

c.
Akun Ikhtisar Laba/Rugi atau Saldo Laba/Saldo Rugi
Bila diketahui ada saldo rugi, maka dicatat sebagai berikut:

Modal xxxx


Saldo Rugi
xxxx
Sebaliknya bila diketahui terdapat saldo laba, maka dicatat:


Saldo Laba xxxx


Modal
xxxx

d.
Akun Prive (bersaldo debet)
Akun Prive ditutup ke akun Modal dan dicatat sebagai berikut:

Modal xxxx


Prive
xxxx

Kode Akun

Pengertian Kode Akun

Pernahkah Anda mengirim surat kepada seseorang yang berada di daerah lain? Sebelum surat itu Anda masukkan ke Kantor Pos tentunya Anda lebih dahulu menulis kode pos alamat tujuan bukan? Mengapa penulisan kode pos itu selalu diingatkan oleh petugas pos? Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan pihak pos untuk menyampaikan surat kepada si penerima surat.

Demikian pula halnya dengan kode akun dalam akuntansi. Kode akun itu dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap akun. Jadi apa yang dimaksud dengan kode akun itu? Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Bagus!

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada

Jenis-jenis Kode Akun

Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan.

Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam modul ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode akun yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya.
1) Kode Numerial

Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.

Contoh: Kode Akun Numerial






















2) Kode Desimal

Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
a) Kode Kelompok

Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode sendiri sendiri.
Amatilah ilustrasi berikut ini!








Contoh: Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Kemudian termasuk golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113.

Agar lebih jelasnya, Anda perhatikan contoh yang lebih rinci berikut ini!
























b) Kode Blok

Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomo2 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal diberikan nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Beban nomor 500 - 599. Baiklah berikut ini dapat Anda perhatikan contoh yang lebih rinci.

Penggolongan Akun

Pengertian Akun

Seperti halnya Anda belajar di kelas, tentunya Anda memiliki catatan untuk setiap mata pelajaran bukan? Apa tujuannya? Di sini tujuan adalah agar memudahkan Anda mempersiapkan diri sebelum menempuh ujian. Mengapa demikian? Karena begitu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari bukan? Baiklah, bagaimana dengan transaksi keuangan dalam suatu perusahaan?
Dalam kegiatan dunia usaha setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam jenis maupun dalam jumlahnya. Kita tahu bahwa makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka semakin banyak dan beragam pula transaksi yang terjadi. Dalam hal ini agar memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-masing. Misalnya setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas.
Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat merubah komposisi harta, kewajiban dan modal perusahaan.
Secara umum Akun dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, di mana saldo akunnya terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.
2. Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba rugi. Akun nominal terdriri dua kelompok yaitu pendapatan dan beban.

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan adalah himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan, seperti kreditur dan sebagainya. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi. Untuk lebih jelas lagi mari Anda perhatikan uraian yang lebih lengkap mengenai tujuan serta unsur-unsur laporan keuangan!

a. Tujuan umum laporan keuangan

1) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan keuangan untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
3) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka mencari laba.
4) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5) Mengemukakan informasi lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi tentang kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

b. Tujuan kualitatif informasi keuangan

Informasi keuangan yang disajikan akan bermanfaat tentunya bila memenuhi beberapa kriteria atau standar. Berikut ini beberapa kriteria kualitas informasi keuangan:
1) RelevanRelevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambilan suatu keputusan, maka informasi demikian tidak ada gunanya, betatapun kualitas lainnya terpenuhi. Oleh karena itu sehubungan dengan relevansi informasi tadi maka perlu dipilih metode pelaporan akuntansi keuangan yang tepat.
2) Dapat diuji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
3) Dapat dimengerti
Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai. Dalam hal ini pihak pemakai informasi juga diharapkan adanya pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan serta istilahistilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
4) Netral
Artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada kepentingan umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.
5) Tepat waktu
Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
6) Daya bandingInformasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.
7) Lengkap
Informasi keuangan lengkap bila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar itu menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara jelas agar tidak menyesatkan pemakainya.

Bidang-Bidang Akuntansi

Bidang-bidang khusus akuntansi diantaranya:

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)Bidang akuntansi yang mengkhususkan pada proses pencatatan transaksi hingga penyajian laporan keuangan.

2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)Bidang akuntansi yang mengkhususkan pada pemeriksaan catatan-catatan akuntansi secara bebas.

3. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Bidang akuntansi mengkhususkan pada perencanaan, penetapan, dan pengendalian biaya produksi.

4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Bidang akuntansi mengkhususkan pada pengembangan dan penafsiran informasi akuntansi untuk membantu manajemen menjalankan perusahaan.

5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)Bidang akuntansi mengkhususkan pada penyiapan data yang diperlukan untuk perhitungan pajak.

6. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)Bidang akuntansi mengkhususkan pada penyajian laoran transaksi yang dilakukan pemerintah.

7. Akuntansi Anggaran (Budgeting)
Bidang akuntansi mengkhususkan pada rencana pengeluaran perusahaan dan membandingkannya dengan pengeluaran aktual.

8. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Bidang akuntansi mengkhususkan pada perencanaan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan serta pelaporan data keuangan.


Salam Belajar!

Transaksi Keuangan

Dalam kehidupan sehari-hari Anda mungkin pernah mengenal istilah transaksi bukan? Apa itu transaksi? Transaksi adalah semua peristiwa ekonomi yang bersifat keuangan. Peristiwa ekonomi ialah peristiwa yang mengakibatkan perubahan susunan harta, utang atau modal perusahaan.

Perlu diketahui bahwa peristiwa ekonomi itu dapat dibedakan 2 macam, yaitu:
1) Transaksi (Transaction)
Transaksi adalah peristiwa ekonomi yang menyangkut dua pihak antara perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Peristiwa ekonomi ini disebut juga transaksi ekstern.
Contohnya:
- Membeli perlengkapan kantor dengan tunai.
- Menerima hasil penjualan jasa.
- Membayar utang kepada kreditur.
- Membayar gaji karyawan perusahaan.

2) Kejadian (Event)
Kejadian adalah peristiwa ekonomi yang hanya menyangkut satu pihak (dalam perusahaan) yang disebut juga transaksi intern.
Contoh:
- Perhitungan pemakaian perlengkapan dengan bukti berupa memo dari manajer untuk menghitung pemakaian perlengkapan.
- Penghapusan piutang dengan bukti memo manajer.
- Penyusutan aktiva tetap dengan bukti dari manajer terhadap bagian pembukuan dan sebagainya.

Dari uraian di atas, pahamkah Anda perbedaan transaksi intern dengan transaksi ekstern? Baiklah! Pemahaman Anda dengan materi ini sangat penting, karena berhubungan dengan materi modul berikutnya. Agar lebih jelas lagi, Anda dapat mempelajari kembali transaksi keuangan ini.

Profesi Akuntansi

Profesi akuntan dapat dibedakan menjadi:

1. Akuntan Perusahaan (Internal)Akuntan yang bekerja pada suatu unit organisasi atau perusahaan.
Tugas akuntan perusahaan antara lain:
a. menyusun sistem akuntansi
b. menyusun laporan akuntansi untuk pihak luar perusahaan
c. menyusun anggaran
d. menangani masalah pajak

2. Akuntan Publik (Eksternal)Akuntan yang bekerja memberikan layanan kepada masyarakat yang memerlukan jasa akuntan.
Tugas akuntan publik antara lain:
a. pemeriksaan laporan keuangan
b. penyusunan sistem akuntansi
c. penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan
d. konsultasi manajemen

3. Akuntan Pemerintah
Akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintahan.
Tugas akuntan pemerintah antara lain:
a. pemeriksaan dan pengawasan terhadap aliran keuangan negara
b. melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah

4. Akuntan PendidikAkuntan yang bekerja pada lembaga pendidikan.
Tugas akuntan pendidik antara lain:
a. menyusun kurikulum pendidikan akuntansi
b. mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan
c. melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi


Salam Belajar!

Konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar akuntansi suatu konsep yang berlaku secara umum tentang suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep kesatuan usaha, konsep harga perolehan, konsep kesinambungan, dan sebagainya. Baiklah, untuk lebih jelasnya mari dilanjutkan beberapa contoh konsep dasar akuntansi.

1) Konsep Kesatuan Usaha
Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan. Artinya keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, terpisah dari keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada direksi. Sehingga perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.

2) Konsep Harga PerolehanArtinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp. 9.500.000,00 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan Rp.400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 + Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai.

3) Konsep Kesinambungan
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus menerus. Dalam proses usaha itu, senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya dapat diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.

4) Konsep Pengukuran dengan UangPengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah umum digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban perusahaan serta perubahannya.

5) Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi berupa laporan keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan atau semesteran.

6) Penetapan Beban dan Pendapatan
Penetapan beban dan pendapatan perusahaan diakui dalam periode yang bersangkutan, sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah direalisasi. Perhitungan laba/rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu periode tertentu.

Pemakai Informasi Akuntansi Dan kegunaannya

Pemakai informasi akuntansi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Pihak InternPihak yang menyelenggarakan usaha dan berhubungan langsung dengan perusahaan.
Pihak-pihak intern, antara lain:
a. manajemen puncak
b. manajer divisi
c. staf akuntansi
d. karyawan
2. Pihak Ekstern
Pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tetapi tidak terlibat secara langsung dalam
membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan.
Pihak-pihak ekstern antara lain:
a. investor/pemilik
b. kreditor
c. pelanggan
d. pemasok
e. pemerintah
f. masyarakat umum

Sejarah Perkembangan Akuntansi

A. Perkembangan Akuntansi di dunia

Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung dan membuat suatu catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang waktu itu memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan demikian akuntansi juga mulai berkembang.

Setelah itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris yang memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga dengan sistem kontinental.

Sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan pembukuan yang sistematis dan laporan keuangan yang terpadu, karena perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak pemilik.

Pertengahan abad ke 18 terjadi revolusi industri di Inggris yang mendorong pula perkembangan akuntansi, di mana waktu itu para manajer pabrik misalnya, ingin mengetahui biaya produksinya. Sebab dengan mengetahui berapa besar biaya produksi mereka dapat mengawasi efektifitas proses produksi dan menetapkan harga jual. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi dengan bidang khusus yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada pencatatan biaya produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.

B. Perkembangan Akuntansi di Indonesia

Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.

Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis.

Perbedaan Akuntansi Sistem Kontinental dengan Anglo Saxon:

Persamaan Akuntansi

1. Prinsip Keseimbangan Harta = Utang + Modal
Pada modul terdahulu Anda sudah mempelajari penggolongan akun yang dikelompokkan ke dalam harta, utang, modal, pendapatan dan beban. Mari kita lanjutkan dengan persamaan akuntansi. Mungkin Anda pernah mengenal istilah persamaan, seperti yang terdapat pada pelajaran Matematika seperti persamaan linear, persamaan kuadrat dan sebagainya.
Bagaimana dengan persamaan akuntansi? Pernahkah Anda mengenal istilah tersebut? Apa itu persamaan akuntansi?
Dalam akuntansi persamaan itu sesuai dengan keseimbangan antara harta + utang + modal. Harta (aktiva) adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan hak atas kekayaan itu disebut dengan pasiva. Bila hak atas kekayaan itu adalah pemilik perusahaan sendiri, maka dapatlah persamaan ditulis sebagai berikut:
Harta = Modal Pemilik
(Aktiva) = (Pasiva)

Selain hak atas kekayaan berasal dari pemilik, ada juga hak atas kekayaan yang berasal dari pihak lain (kreditur) misalnya, yang dikelompokkan ke dalam utang. Dengan demikian bentuk persamaannya dapat ditulis menjadi:
Harta = Utang + Modal Pemilik
(Aktiva) (Pasiva)

Persamaan di atas disebut dengan Persamaan Dasar Akuntansi.
Mengapa dalam persamaan akuntansi penulisan utang lebih dahulu dari pada modal pemilik?

Dalam prinsip akuntansi lebih mengutamakan hak kreditur (pelunasan utang) dari pada hak pemilik (pengembalian modal), bila perusahaan jatuh pailit misalnya atau bubar. Dalam hal ini hak kreditur atas kekayaan perusahaan harus diselesaikan karena mempunyai hak pertama atas harta perusahaan pemilik.
2. Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Akuntansi
Ingatkah Anda dengan transaksi keuangan intern dan ekstern pada modul sebelumnya? Adakah pengaruhnya terhadap persamaan akuntansi?
Persamaan akuntansi merupakan konsep dasar pencatatan akuntansi sistem berpasangan (double entry). Setiap transaksi sesuai dengan prinsip berpasangan dicatat dalam dua jalur akun yang terkait sehingga hasil persamaan akuntansi selalu menunjukkan keseimbangan harta = utang + modal.
Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi dapat terjadi antara harta dan harta, harta dan utang dan harta dan modal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh transaksi berikut:
Transaksi 1
Tuan Ryan mendirikan perusahaan jasa service alat elektronika diberi nama “Ryan Service” dengan menyetor uang tunai Rp. 10.000.000,00 sebagai modal awalnya.

Caranya:

1. Anda menganalisis transaksi dengan menentukan akun apa yang timbul dari transaksi tersebut.
2. Kemudian tentukan pengaruhnya terhadap harta, utang atau modal.

3. Hasil analisis tersebut Anda tulis dalam persamaan akuntansi.

Analisis transaksi 1
  • Akun yang muncul adalah kas bertambah akibat adanya uang tunai yang disetorkan ke dalam perusahaan oleh pemilik.
  • Pada sisi lain akun modal bertambah, karena uang yang disetorkan tersebut sebagai modal awal usaha.
Jadi pengaruh transaksi tersebut adalah:




Pada satu sisi harta bertambah berupa kas Rp. 10.000.000,00 dan diimbangi denganakun modal Rp. 10.000.000,00. Sehingga pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi adalah terjadinya perubahan antara harta dan modal.
Penulisan dalam persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
Apakah seluruh kekayaan Tuan Ryan dicatat dalam persamaan akuntansi di atas?
Dalam persamaan akuntansi di atas modal dicatat hanya sebesar transaksi yang terjadiyaitu Rp. 10.000.000,00 , sedangkan kekayaan Tuan Ryan yang lainnya tidak dicatat, karena bukan pemilik perusahaan.
Dapatkah Anda mengambil kesimpulan dari contoh transaksi 1 di atas? Pengaruh
transaksi 1 di atas mengakibatkan perubahan harta dengan ..........
Coba Anda isi titik-titik di atas! Jawabannya adalah modal.

Untuk lebih memahami contoh transaksi yang mengakibatkan perubahan terhadap harta dan modal, selanjutnya Anda kerjakan transaksi 2 berikut ini.
Transaksi 2
Membayar gaji karyawan untuk bulan ini Rp. 600.000,00

Diminta:
  • Analisislah transaksi di atas, dan tentukan pengaruhnya terhadap harta, utang atau modal.
  • Catatlah analisis tersebut ke dalam persamaan akuntansi. Selamat bekerja! Untuk mengetahui kebenaran pekerjaan Anda, dapat Anda cocokkan dengan jawaban berikut ini.
  • Analisis transaksi: Kas berkurang Rp. 600.000,00 yang digunakan untuk pembayar gaji karyawan. Dan modal berkurang Rp. 600.000,00 karena beban/biaya sifat mengurangi modal.
  • Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi: Harta berkurang berupa kas, dan modal berkurang masing-masing Rp. 600.000,00.
Pencatatan analisis transaksi 2 di atas pada persamaan akuntansi sebagai berikut:






Perhatikan persamaan akuntansi di atas, dan cocokkan jawaban Anda. Setelah Anda cocokkan, mari kita lanjutkan dengan transaksi berikut yang dapat mempengaruhi harta dan utang.
Pelajari transaksi 3 berikut dengan teliti!
Transaksi 3
Untuk menambah kas perusahaan Tuan Ryan meminjam uang pada Bank BNI Rp. 2.000.000,-

Analisis transaksi 3 di atas adalah:
  • Kas bertambah Rp. 2.000.000,00 diimbangi dengan timbulnya utang Bank sebesar Rp. 2.000.000,00.
  • Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi adalah harta berupa kas bertambah Rp. 2.000.000,00 dan utang bertambah yang dicatat ke dalam akun utang Bank Rp. 2.000.000,00.
Penulisan analisis transaksi dalam persamaan akuntansi dapat Anda lihat sebagai berikut:









Mengapa transaksi 3 tidak berpengaruh terhadap modal (modal bertambah)? Alasannya adalah bila penambahan harta bersumber dari pemilik barulah modal yang bertambah, tetapi transaksi 3 di atas sumber penambahan harta berasal dari pihak lain, maka yang bertambah adalah utang yang dalam hal ini dicatat ke dalam utang Bank.
Setelah Anda mengerjakan analisis yang mempengaruhi harta dan utang seperti contoh transaksi di atas, selanjutnya untuk latihan Anda kerjakan transaksi berikut.
a. Membeli peralatan kantor secara kredit.
b. Membeli perlengkapan kantor secara tunai.
Diminta: Analisislah transaksi di atas!

Untuk mengetahui hasil pekerjaan Anda, jawaban yang benar dapat dilihat di bawah ini.
Transaksi:
  • Peralatan kantor bertambah diimbangi dengan utang juga bertambah. Pada
    persamaan akuntansi terjadi perubahan antara harta dan utang.
  • Perlengkapan kantor bertambah, diimbangi dengan kas berkurang. Pada persamaan akuntansi terjadi perubahan antara harta dan harta.
Bagaimana dengan pekerjaan yang telah Anda cocokkan? Apakah sudah benar kedua transaksi latihan tadi Anda kerjakan? Kalau sudah benar, bagus! Kalau belum yang bagian b, maka dapat Anda ulangi atau diskusikan dengan teman-teman Anda.
Dari transaksi 1 sampai dengan transaksi 3, Anda telah menganalisis dengan baik, di mana Anda telah dapat menentukan akun yang timbul, secara berpasangan. Tetapi Anda hendaknya dapat menguasai benar cara menganalisis transaksi, sebab adakalanya akun yang timbul dari satu transaksi bisa 3 akun atau 4 akun.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan transaksi berikut ini, kemudian coba Anda analisis.

Transaksi 4
Membeli peralatan seharga Rp. 450.000,00 dibayar per kas Rp. 150.000,00 sisanya dibayar 2 minggu yang akan datang.

Setelah Anda kerjakan analisis transaksi 4 di atas, dapat Anda cocokkan dengan jawaban yang benar berikut ini.
Analisis transaksi:
Peralatan bertambah Rp. 450.000,00 dan kas berkurang Rp. 150.000,00 kemudian utang bertambah Rp. 300.000,00.

Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi, yaitu:
Harta bertambah berupa peralatan Rp. 450.000,00 dan harta berkurang berupa kas Rp. 150.000,00 diimbangi dengan bertambahnya utang Rp. 300.000,00.

Pencatatan dalam persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:






Benarkah persamaan akuntansi di atas? Untuk menguji kebenaran analisis transaksi dapat Anda ketahui cara menjumlahkan harta, dan menjumlahkan utang dengan modal.
Bagaimana hasilnya? Seimbang bukan? Persamaan akuntansi di atas menunjukkan adanya keseimbangan antara Harta = Utang + Modal.
Pengaruh Transaksi dapat berupa berubahnya:
-Harta dengan Modal
-Harta dengan Harta
-Harta dengan Utang

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus Akuntansi.
Transaksi --> Pencatatan --> Penggolongan --> Pengikhtisaran --> Laporan Akuntansi --> Menganalisa dan Menginterprestasikan --> Pihak Pemakai ( Intern & Extern ).
(1). Sumber - Sumber Dokumen Perusahaan
(2). Transaksi - Transaksi Perusahaan
(3). Transaksi Di catat Kedalam Jurnal

(6). Jurnal Penyesuaian (5). Neraca Saldo (4). Posting Kedalam Buku Besar

(7). Laporan Keuangan
(8). Penutupan Buku Besar
(9). Neraca Saldo Penutupan

(12). Pihak - Pihak Pemakai (11). Laporan Akuntansi (10). Jurnal Pembalikan


http://www.freewebs.com/chatur/chaturakt.html

Laporan Keuangan

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya untuk melakukan penawaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik.
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan (1992 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun buku yang bersangkutan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2001 : 47) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.
Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Munawir (1991 : 2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan.
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dasar Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomis.

Laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan laba rugi yaitu laporan mengenai penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
2. Neraca yaitu laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu saat tertentu.
a. Aktiva, dibagi menjadi dua yaitu :
- Jangka panjang, yaitu jangka waktu lebih dari 1 tahun
- Jangka pendek, yaitu jangka waktu 1 tahun atau kurang dari 1 tahun.
b. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi :
- Dijamin penuh, kreditor yang diberi jaminan sama atau lebih dari besarnya hutang.
- Dijamin sebagian, kreditor yang diberi jaminan kurang dari besarnya hutang
- Kreditur tidak dijamin, kreditor yang tidak diberi jaminan dalam bentuk barang-barang tertentu.
3. Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden.
4. Laporan arus kas yang menunjukkan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan.

Balanced Scorecard

Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton sebagai alat ukur kinerja perusahaan untuk lingkungan bisnis modern. Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem  kelemahan pengukuran kinerja manajemen yang terlalu berfokus pada keuangannya. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan dalam implementasinya di perusahaan. Yaitu tidak hanya sebagai alat pengukuran namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi dan menjadi inti dari sistem manajemen strategis.
             Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran finansial tradisional. Namun, Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran tersebut dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran itu diterjemahkan dari visi dan strategi perusahaan yang ditinjau dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
                    Mulyadi (2001:1) mendefinisikan Balanced Scorecard berdasarkan asal katanya yaitu balanced (seimbang) dan scorecard (kartu skor). Pengertian Balanced Scorecard menurut asal katanya adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapan digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
             Balanced Scorecard ini dipakai sebagai alat analisa untuk memberi      informasi bagi pihak internal perusahaan. Dengan Balanced Scorecard ini data – data keuangan tetap dipakai tetapi didukung dengan investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, dan teknologi informasi. Jadi informasi yang diberikan kepada pihak internal perusahaan bukan hanya untuk jangka pendek melainkan juga untuk jangka panjang perusahaan.
               Ancella Hermawan (1996) mendefinisikan kata “balanced” sebagai penekanan atas penyeimbangan beberapa faktor pengukuran yaitu:
1.  Keseimbangan antara pengukuran eksternal untuk pemegang saham dan pelanggan dengan pengukuran internal dari proses bisnis internal dan proses belajar dan pertumbuhan
2.  Keseimbangan antara pengukuran hasil dari usaha masa lalu dengan pengukuran yang mendorong kinerja masa mendatang.
3.  Keseimbangan antara unsur obyektivitas yaitu pengukuran berupa hasil kuantitatif yang diperoleh secara mudah, dengan unsur subyektivitas, yaitu pengukuran pemicu kinerja yang membutuhkan pertimbangan.
B. Keunggulan Balanced Scorecard
            Balanced Scorecard ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional. Ini sekaligus menjawab kebutuhan akan pengukuran kinerja yang baru.
        Mulyadi (2001) menjelaskan beberapa keunggulan Balanced Scorecard yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
1.      Komprehensif berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain yaitu: customer, proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a.       Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang
b.      Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks
2.      Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
3.      Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai external focus.
4.      Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah customer, proses bisnis intern serta pertumbuhan dan pembelajaran.
        Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced Scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan “ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to develop a measurement systems that enhances performance within the dynamics of today’s business environment”
           Ancella Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada manusia, system, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
       Sedangkan pengukuran kinerja secara tradisional membawa dampak yang ternyata juga akan membahayakan posisi kompetitif perusahaan di masa yang akan datang.
        Pengukuran kinerja hanya didasarkan pada aspek keuangan semata, karena aspek ini bersifat kuantitatif dan karenanya menjadi mudah untuk diukur. Pengukuran kinerja tradisional dirasakan terlalu menekankan pada perngukuran laba murni tanpa melihat bagaimana pelanggan, karyawan, proses bisnis dan pengendalian di dalam operasi organisasi yang lainnya, walaupun sebenarnya aspek – aspek tersebut juga menjadi pemicu dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan. Namun hanya diletakkan sebagai pendukung dan bukan pengukur yang utama.
       Sementara itu Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja keuangan hanya mengandalkan informasi yang dihasilkan dari sistem akuntansi yang berjangka pendek (pada umumnya satu tahun). Hal itu menyebabkan eksekutif lebih berfokus pada kinerja jangka pendek dan mengabaikan faktor – faktor non keuangan untuk mewujudkan kinerja jangka panjang perusahaan.
       Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan beberapa kelemahan alat ukur kinerja tradisional, sebagai berikut:
1.Ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan    perusahaan di dalam lingkungan yang kompetitif.
2.Ukuran finansial menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial masa depan yang dilaksanakan saat ini dan masa yang akan datang.
 3.Sistem tradisional kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya menekankan pada usaha pengembalian investasi jangka pendek yang tujuannya mempengaruhi harga saham saat ini.
 4.Sistem tradisional lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan investasi pada aktiva tidak berwujud seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih sulit diukur secara kuantitatif. 
       Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja tradisional hanya menekankan sisi keuangan saja, tanpa memperhatikan aspek non keuangan. Hal itu mengakibatkan keputusan jangka pendeklah yang menjadi perhatian manajemen. Sementara keputusan – keputusan yang berfungsi untuk dapat bertahan dalam jangka panjang, yaitu aspek non keuangan terabaikan.
C. Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard
        Empat perspektif yang menjadi fokus dalam Balanced Scorecard ini sebenarnya terbagi atas dua sub yaitu perspektif keuangan dan non-keuangan. Perspektif non keuangan ini dijabarkan lagi kedalam perspektif customer, proses bisnis intern, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
1.      Perspektif Keuangan/ Finansial
Tujuan finansial merupakan tujuan akhir dari sebuah perusahaan. Hal itu masih tetap dipertahankan oleh Balanced Scorecard. Tujuan finansial ini merupakan fokus tujuan dan ukuran ketiga perspektif yang lainnya. Dalam menentukan tujuan dan ukuran keuangan ini, perlu diidentifikasi dimana posisi perusahaan saat ini. Menurut Kaplan dan Norton (1996) posisi perusahaan ada tiga yaitu: growth (pertumbuhan), sustained (bertahan), dan harvest (penuaian). Masing – masing tahap memiliki tujuan keuangannya sendiri serta pengukuran yang menyertainya.
a.   Tahap pertumbuhan.
Tahap ini merupakan tahap awal suatu siklus usaha. Dalam tahap ini perusahaan berusaha mengembangkan produk atau jasa yang dimilikinya. Perusahaan membutuhkan banyak sumber daya untuk mengembangkan bisnisnya. Perusahaan banyak melakukan investasi pada aktiva tetap, jaringan distribusi, pelanggan dan sebagainya. Tujuan keuangan pada tahap ini adalah tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pangsa pasar sasaran dan pertumbuhan pendapatan.
b.  Tahap bertahan
Sebagian perusahaan berada pada posisi bertahan ini. Pada tahap ini perusahaan masih menarik secara investasi tetapi investor menuntut tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Pertumbuhan dari segi penjualan produk atau jasa mungkin kecil. Investasi yang dilakukan perusahaan lebih banyak ke arah penambahan kapasitas dan perbaikan berkelanjutan. Tujuan keuangan dalam tahap ini adalah profitabilitas. Tujuan yang seperti ini dinyatakan dalam ukuran yang terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan marjin kotor.
  c. Tahap menuai
Pada tahap menuai ini, perusahaan sudah mencapai tingkat kematangan dalam siklus hidupnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi secara signifikan dalam pengembangan dan pembangunan fasilitas baru. Investasi yang dilakukan adalah investasi dalam jangka pendek dan mempunyai kejelasan pengembalian modalnya. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas balik ke perusahaan. Tujuan keuangan utamanya adalah arus kas operasi (sebelum depresiasi) dan penghematan berbagai kebutuhan modal kerja.
Pengukuran yang dipakai pada perspektif ini masih menggunakan berbagai ukuran keuangan seperti return on investment (ROI), residual income (RI), dan economic value added (EVA).
2.      Perspektif Customer
      Definisi customer menurut Mulyadi (2001:224) adalah “siapa saja yang menggunakan keluaran pekerjaan seseorang atau suatu tim.” Dalam hal ini, customer dapat bersifat intern maupun ekstern dari sudut organisasi. Customer tidak dapat disamakan dengan pelanggan. Pelanggan mempunyai pengertian sebagai pembeli berulang kali (repeat buyer). Sedangkan customer mencakup repeat buyer dan on time buyer.
      Dalam perspektif customer ini, manajer perusahaan akan mengidentifikasikan segmen pasar dimana perusahaan akan beroperasi kemudian  akan mengukur kinerja perusahaan berdasarkan segmen tersebut. Pengukuran yang biasa dilakukan adalah kepuasan konsumen, jumlah penambahan customer baru, profitabilitas customer, dan pangsa pasar pada segmen tersebut. Selain itu, pengukuran yang bisa dilakukan oleh perusahaan didasarkan pada nilai – nilai yang diinginkan pelanggan atas produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Misalnya, waktu produksi, kualitas, dan harga.
      Kaplan dan Norton (1996) membagi pengukuran atas customer ini menjadi dua yaitu kelompok pengukuran customer utama dan pengukuran di luar kelompok utama.
Kelompok pengukuran utama customer ini terdiri dari:
a.      Market Share
Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu.
b.      Customer Retention
Mengukur suatu tingkatan dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungannya dengan customer.
c.       Customer Acquisition
Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan perusahaan menarik atau memenangkan customer atau bisnis baru.
d.  Customer Satisfaction
Menilai tingkat kepuasan atas kinerja – kinerja tertentu dalam proporsi nilai.
   e.    Customer Profitability
Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari customer atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan customer tersebut.  
Kelompok pengukuran diluar nilai utama terdiri dari :
a.       Atribut produk/jasa
Atribut produk/jasa ini meliputi fungsi, harga, dan mutu produk/ jasa.
b.      Hubungan customer
Hubungan customer ini mencakup penyampaian produk/jasa kepada customer dan bagaimana perasaan customer setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
c.       Citra dan reputasi
Citra dan reputasi ini menggambarkan faktor – faktor tak berwujud yang membuat customer tertarik pada suatu perusahaan.
3.      Perspektif Proses Bisnis Intern
Menurut Kaplan dan Norton (1996) rantai nilai dari proses bisnis intern ini meliputi tiga proses bisnis utama yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual.
a.   Proses inovasi
Dalam proses inovasi ini, perusahaan meneliti kebutuhan customer yang masih tersembunyi. Lalu perusahaan menciptakan produk/jasa yang dibutuhkan tersebut. Aktivitas ini menentukan suksesnya perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran yang digunakan untuk proses inovasi ini antara lain: prosentase penjualan produk baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh generasi produk berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu (break even time)
b.  Proses operasi
Proses operasi ini berawal dari penerimaan pesanan customer sampai dilakukannya pengiriman produk/jasa pada customer. Proses operasi ini mudah diukur karena sifat kejadiannya rutin. Pengukuran proses operasi dapat menggunakan pengukuran – pengukuran seperti waktu respons, kualitas, dan biaya ditambah dengan pengukuran fleksibilitas dan karakteristik spesifik dari produk/jasa yang menciptakan nilai untuk pelanggan. 
c.   Layanan purna jual
Layanan purna jual ini mencakup kegiatan garansi, aktivitas perbaikan, penanganan atas barang rusak dan dikembalikan, serta pemrosesan pembayaran. Pengukuran yang digunakan dalam layanan purna jual ini sama dengan pengukuran pada proses opeasi yaitu waktu, kualitas,dan biaya.
4.      Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
        Dalam rangka mencapai tujuan proses bisnis intern perusahaan harus memiliki personel yang memiliki kemampuan dan kecakapan tinggi. Kaplan dan Norton (1996) memiliki tiga kategori utama dalam perspektif ini yaitu: kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan.
a.   Kapabilitas pekerja
Pengukuran kemampuan pekerja dilakukan dengan mengukur kepuasan pekerja, kesetiaan pekerja, dan produktivitas pekerja. Kepuasan pekerja merupakan penentu dari kedua pengukuran berikutnya. Pengukuran kepuasan pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan angka indeks dengan skala tertentu. Sedangkan untuk kesetiaan pekerja dapat diukur lewat rasio perputaran pekerja, dan untuk produktivitas pekerja dapat menggunakan rasio pendapatan perusahaan per pekerja.
b.  Kapabilitas sistem informasi
Informasi merupakan suatu sarana penunjang untuk meningkatkan kemampuan pekerja. Dengan adanya informasi, maka pekerja dapat mengetahui perkembangan di dalam dan di luar perusahaan. Pengukuran kapabilitas sistem informasi dapat dilakukan dengan mengukur seberapa besar informasi yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diantisipasikan.
c.   Motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan
Pekerja membutuhkan motivasi yang dapat membuatnya bekerja lebih giat dan mencapai hasil – hasil yang lebih baik. Pengukuran terhadap motivasi ini dapat dilakukan melalui penghitungan jumlah usulan yang diberikan dengan yang diimplementasikan, jumlah perbaikan, keselarasan antara individu dengan organisasi, dan kinerja kelompok/tim.

DAFTAR PUSTAKA
       Corrigan, John, “The Balanced Scorecard – The New Approach to Performance Measurement”, Australian Accountant, August 1995, pages 47 – 48
       Hermawan, Ancella, “Balanced Scorecard sebagai Sarana Akuntansi Manajemen Strategik”, PPL – B Akuntansi Manajemen, September 1996, halaman 46 – 68
       Kaplan, Robert S. dan Norton, David P., Balanced Scorecard – Menerapkan Strategi menjadi Aksi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000
       Mulyadi, Balanced Scorecard – Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta, 2001

Memahami Persamaan Akuntansi (Contoh Kasus Sederhana Sehari-Hari)

Dalam belajar akuntansi sangat penting untuk mengetahui persamaan akuntansi, persamaan akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk mempelajari persamaan akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet dan Kredit pada Blog http://kalmet.blogspot.com
Dengan menggunakan transaksi sehari-hari dan sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang telah dipelajari dalam catatan Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara sebagai berikut :
1. Lihatlah posisi positif pada masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang telah dibahas dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:
- Aset bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
2. Dengan melihat tanda positifnya maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu unsur akuntansi sisi debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai berikut:
ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN
3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan akuntansi dapat disederhanakan menjadi
- Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan atau dari modal
- Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan Biaya, maka selisihnya akan diakui sebagai Rugi
4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)
Laporan laba (rugi) merupakan transaksi yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang dimiliki.
Hal ini berarti jika kita mengalami laba maka modal yang kita miliki akan bertambah sebesar laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami kerugian maka secara otomatis modal yang kita miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan demikian persamaan akuntansi untuk modal adalah sebagai berikut
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Kesimpulan:
Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Persamaan akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL

Belajar Akuntansi Debet dan Kredit (Memahami Konsep Dengan Ilustrasi)

Seringkali kita belajar akuntansi dimulai dari Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa yang akan di debet dan di kredit, Untuk memahami konsep debet dan kredit sebaiknya dimulai dari ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.
Untuk memahami konsep debet dan kredit, yang harus kita lakukan adalah :
1. Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 5 (lima) unsur transaksi, yaitu Aset (harta), Kewajiban (utang), Ekuitas/Modal (capital), Pendapatan dan Biaya/Beban.
Dalam memahami pengertian atau definisi atas kelima unsur transaksi tersebut, cobalah dengan menggunakan pengertian sendiri jika definisi atau pendapat yang dikemukakan dari para ahli dalam teori akuntansi cukup membingungkan. Untuk definisi kelima unsur tersebut, saya coba mendefiniskan secara sederhana definisi dari kelima unsur akuntansi sebagai berikut:
Aset adalah semua kekayaan yang kita miliki, baik yang ada pada diri sendiri maupun tagihan pada pihak lain, aset yang kita miliki dapat berasal dari usaha sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
2. Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti oleh transaksi kredit sebagai lawannya
3. Dengan transaksi yang sederhana buatlah konsep debet dan kredit yang terkait dengan 5 (lima) unsur akuntansi, dengan cara sebagai berikut:
a. Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp 5.000.000,-
Atas transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan apa yang kita terima? dan kenapa kita terima?
Yang kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp 5.000.000,-
Kemudian tentukanlah uang termasuk bagian dari apa diantara kelima unsur akuntansi diatas
Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa uang adalah bagian dari Aset atau Harta.
Setelah itu kita harus mengetahui kenapa kita menerima uang?
Jawabannya adalah: Kita menerima uang, karena kita telah memberikan jasa sehingga kita memperoleh penghasilan, Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam transaksi tersebut masuk kedalam unsur pendapatan.
Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa uang, disisi lain "Pendapatan" juga bertambah karena ada jasa yang kita berikan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Pendapatan, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Dalam catatan ini saya akan menentukan untuk debet adalah ASET, dengan demikian yang dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN
Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang apabila ingin mempelajari konsep debet dan kredit dalam akuntansi, cobalah tanamkan dalam diri kita bahwa apabila Aset Bertambah maka akan dicatat disebelah debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit. Untuk pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
b. Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli kendaraan senilai Rp 100.000.000,-, secara kredit.
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita terima? dan dengan cara apa kita terima?
Yang kita terima adalah kendaraan, dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa kendaraan merupakan bagian dari Aset
Untuk memiliki kendaraan tersebut kita membeli secara kredit, ini artinya bahwa kita mempunyai utang yang harus dibayar. Utang dalam kelima unsur akuntansi diatas masuk dalam kelompok Kewajiban
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa kendaraan, disisi lain "Kewajiban" juga bertambah karena ada utang yang harus dibayar sebagai akibat kredit kendaraan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Kewajiban, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa KEWAJIBAN apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Kewajiban Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
c. Contoh 3; misalnya, kita akan membuka usaha dalam bidang rental komputer, modal yang kita punya hanya berupa satu unit komputer seharga Rp 10.000.000,-
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita punya untuk membuka usaha rental komputer?
Disini dapat kita jelaskan bahwa yang kita punya untuk menjalankan usaha rental komputer adalah sebuah komputer dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa komputer merupakan bagian dari Aset
Seperti sudah dinyatakan diatas bahwa komputer yang dipakai untuk usaha tersebut adalah milik seseorang yang membuka usaha, dengan kata lain komputer tersebut berupa modal
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa komputer, disisi lain "Modal" juga bertambah karena ada tambahan modal dari pemilik berupa komputer.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Modal, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 dan contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa MODAL apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Modal Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
d. Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja kita membutuhkan ongkos untuk angkutan umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari
Dari transaksi ini kita dapat simpulkan bahwa untuk berangkat kerja kita harus mengeluarkan uang untuk ongkos angkutan umum sebesar Rp 5.000,- hal ini berarti apabila kita menggunakan jasa angkutan umum maka ada tambahan beban/biaya yang harus dikeluarkan
Sehubungan ada beban/biaya yang harus kita keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka terdapat kas/uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp 5.000,-
Dari transaksi ini dapat kita nyatakan bahwa Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp 5.000,- sebagai akibat penggunaan jasa angkutan umum, disisi lain kas/uang akan berkurang sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk pembayaran jasa angkutan umum
Beban/Biaya jasa angkutan umum masuk kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/uang masuk kedalam kelompok Aset
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Beban/Biaya, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah diketahui pada contoh 1, contoh 2 dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET berkurang akan dicatat di sebelah KREDIT, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat disebelah DEBET
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya Bertambah akan dicatat disebelah DEBET dan apabila berkurang akan dicatat disebelah KREDIT.
Dari ke empat contoh transaksi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan secara umum sebagai berikut:
- ASET apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit
- PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit